• Hubungi Redaksi
Kirim Tulisan
Akun Saya
Logout
Media Wanita
Kirim Tulisan
  • Berita Utama
  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Kecantikan
  • Inspirasi
  • Selebritis
  • Kirim Tulisan
    • login
    • Akun Saya
    • Tulisan Saya
    • Logout
Media Wanita
  • Berita Utama
  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Kecantikan
  • Inspirasi
  • Selebritis
  • Kirim Tulisan
    • login
    • Akun Saya
    • Tulisan Saya
    • Logout
No Result
View All Result
Media Wanita
No Result
View All Result
Home Kesehatan

Proporsi Pengeluaran Pangan Versus Konsumsi Energi dalam Rumah Tangga

Redaksi by Redaksi
10 December 2024
in Kesehatan
A A
0
867
SHARES
1.3k
VIEWS

Proporsi Pengeluaran Pangan Versus Konsumsi Energi dalam Rumah Tangga

Proporsi Pengeluaran Pangan Versus Konsumsi Energi dalam Rumah Tangga – Ketahanan pangan menjadi salah satu isu utama dalam pembangunan nasional yang berkelanjutan. Di Indonesia, ketahanan pangan tidak hanya berfokus pada ketersediaan bahan pangan, tetapi juga akses masyarakat terhadap pangan yang berkualitas. Salah satu indikator penting dalam memahami akses pangan adalah proporsi pengeluaran pangan dalam rumah tangga dan konsumsi energi yang diperoleh. Namun, keseimbangan antara keduanya masih menjadi perdebatan karena berbagai faktor ekonomi, sosial, dan kebijakan yang mempengaruhi pola konsumsi rumah tangga di Indonesia.

Secara teoritis, semakin tinggi proporsi pengeluaran pangan dalam rumah tangga, semakin rendah tingkat kesejahteraan ekonomi rumah tangga tersebut. Hal ini sejalan dengan Engel’s Law yang menyatakan bahwa ketika pendapatan meningkat, proporsi pengeluaran untuk pangan akan menurun. Namun, kondisi di Indonesia masih menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga, terutama di daerah pedesaan dan berpenghasilan rendah, mengalokasikan sebagian besar pendapatan mereka untuk pangan, tetapi kualitas pangan yang dikonsumsi belum mampu memenuhi kebutuhan energi secara optimal.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2023, rata-rata rumah tangga di Indonesia mengalokasikan sekitar 50-60 persen dari pendapatannya untuk pengeluaran pangan. Kondisi ini menunjukkan kerentanan ekonomi yang berujung pada keterbatasan akses pangan bergizi. Rumah tangga berpenghasilan rendah cenderung memprioritaskan kuantitas pangan yang murah dibandingkan kualitasnya. Hal ini menyebabkan konsumsi energi yang seharusnya diperoleh dari makanan bergizi seimbang, sering kali hanya terpenuhi dari karbohidrat saja.

Pola konsumsi pangan seperti ini menjadi masalah serius dalam upaya mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Ketergantungan pada sumber pangan karbohidrat, seperti beras, menyebabkan ketidakseimbangan konsumsi nutrisi. Dampak jangka panjangnya adalah meningkatnya risiko stunting, malnutrisi, dan penyakit degeneratif seperti diabetes dan hipertensi. Situasi ini diperparah dengan rendahnya akses terhadap sumber protein hewani, sayur, dan buah di kalangan rumah tangga miskin.

Baca Juga

Green Tea

Teh Hijau dan Risiko Kanker Payudara: Fakta, Penelitian, dan Manfaatnya

21 August 2025
Green Tea

Manfaat Teh Hijau untuk Mencegah Kanker Payudara: Fakta, Penelitian, dan Tips Konsumsi

14 August 2025
Photo by Wendy Wei: https://www.pexels.com/photo/mother-breastfeeding-her-child-3074935/

Menyusui Terbukti Bawa Banyak Manfaat Kesehatan: “ASI adalah Nutrisi Terbaik untuk Bayi”

31 May 2025
Image by Masashi Wakui from Pixabay

Cara Perempuan Mengelola Rasa Takut, Depresi, dan Fobia Lainnya

27 May 2025

Di sisi lain, kebijakan pemerintah terkait ketahanan pangan masih cenderung berfokus pada stabilitas harga dan ketersediaan pangan pokok, khususnya beras. Program subsidi dan bantuan sosial untuk rumah tangga berpendapatan rendah memang membantu mengurangi beban pengeluaran pangan, tetapi sering kali belum diikuti oleh edukasi terkait pola konsumsi pangan sehat dan bergizi. Hal ini menciptakan ketergantungan yang lebih besar terhadap pangan murah tanpa memperhatikan aspek kualitas energi yang dikonsumsi.

Kirim Tulisan

Selain itu, kesenjangan antara daerah perkotaan dan pedesaan dalam akses terhadap pangan berkualitas juga turut berkontribusi. Di daerah perkotaan, walaupun proporsi pengeluaran pangan lebih kecil, masalah konsumsi pangan beralih pada pola makan tidak sehat seperti makanan cepat saji dan olahan. Sementara itu, di pedesaan, keterbatasan infrastruktur dan akses pasar menyebabkan harga pangan bergizi lebih mahal, sehingga rumah tangga lebih memilih pangan yang lebih terjangkau.

Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah perlu mengambil pendekatan yang lebih holistik. Kebijakan ketahanan pangan harus mencakup tidak hanya stabilitas harga dan ketersediaan pangan, tetapi juga memastikan akses pangan bergizi melalui distribusi yang merata. Edukasi gizi bagi masyarakat juga menjadi kunci untuk mengubah pola konsumsi menjadi lebih sehat dan seimbang. Selain itu, diversifikasi sumber pangan lokal juga harus diperkuat agar rumah tangga memiliki pilihan pangan bergizi dengan harga terjangkau.

Secara keseluruhan, proporsi pengeluaran pangan yang tinggi, terutama di kalangan rumah tangga berpenghasilan rendah, menjadi indikator bahwa ketahanan pangan di Indonesia masih rapuh. Ketidakseimbangan antara pengeluaran pangan dan kualitas energi yang dikonsumsi menegaskan perlunya perbaikan struktural dalam kebijakan pangan nasional. Upaya kolektif dari pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta diperlukan untuk menciptakan sistem pangan yang adil, sehat, dan berkelanjutan demi tercapainya ketahanan pangan yang sesungguhnya.

Share347Tweet217Share61Pin78SendShare
Kirim Tulisan
Previous Post

Rilis Single Berjudul Jantung Hati, Jameela Key dan Hadafi Beri Pesan Penuh Makna

Next Post

Belajar Sastra Lewat Novel, Emang Bisa?

Redaksi

Redaksi

Related Posts

Green Tea

Teh Hijau dan Risiko Kanker Payudara: Fakta, Penelitian, dan Manfaatnya

21 August 2025
Green Tea

Manfaat Teh Hijau untuk Mencegah Kanker Payudara: Fakta, Penelitian, dan Tips Konsumsi

14 August 2025
Photo by Wendy Wei: https://www.pexels.com/photo/mother-breastfeeding-her-child-3074935/

Menyusui Terbukti Bawa Banyak Manfaat Kesehatan: “ASI adalah Nutrisi Terbaik untuk Bayi”

31 May 2025
Image by Masashi Wakui from Pixabay

Cara Perempuan Mengelola Rasa Takut, Depresi, dan Fobia Lainnya

27 May 2025
Next Post
Foto Diambil Saat BBW Books (Dokumen Pribadi Penulis)

Belajar Sastra Lewat Novel, Emang Bisa?

Ryu Kintaro

Dapat 2 Penghargaan dari YouTube dalam Waktu 1 Tahun, ini Harapan Ryu Kintaro

Psikiater Mintarsih Menyebut Kebiasaan Gus Miftah Menghujat Bisa Dipengaruhi Lingkungan

Fitur Meta AI Pada WhatsApp

Mengenal Fitur Meta AI Pada WhatsApp

Erick Thohir Uji Coba Kereta Jakarta-Semarang Tanpa Transit, Terobosan Baru untuk Transportasi Publik

Please login to join discussion

Sponsored Post

Quinn Depok Ethnic Fashion Festival 2023

Anissa Quinn Puteri Batik Cilik Indonesia 2022 Hadir Dalam Depok Ethnic Fashion Festival (DEFF) 2023

by Redaksi
12 December 2023
6

...

Ry Hyori Dermawan Rilis Single Berjudul 'Indonesia Yang Ku Cinta'

Ry Hyori Dermawan Rilis Single Berjudul ‘Indonesia Yang Ku Cinta’

by Redaksi
13 September 2024
2

...

Media Wanita

Media Wanita menghadirkan berbagai informasi terbaru dan terpercaya tentang Wanita

Follow Us

  • Privacy Policy
  • Pedoman Media Cyber
  • Syarat & Ketentuan Tulisan
  • Syarat dan Ketentuan
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami

© 2023 Media Wanita - Informasi dan Berita Khusus Wanita

No Result
View All Result
  • Berita Utama
  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Kecantikan
  • Inspirasi
  • Selebritis
  • Kirim Tulisan
    • login
    • Akun Saya
    • Tulisan Saya
    • Logout
  • Login
  • Sign Up

© 2023 Media Wanita - Informasi dan Berita Khusus Wanita